Kamis, 04 Agustus 2011

little tiny

 "Thumbelina" (Danish: Tommelise) is a literary fairy tale by Hans Christian Andersen first published by C. A. Reitzel on 16 December 1835 in Copenhagen, Denmark with "The Naughty Boy" and "The Traveling Companion" in the second installment of Fairy Tales Told for Children. "Thumbelina" is about a tiny girl and her adventures with appearance- and marriage-minded toads, moles, and cockchafers. She successfully avoids their intentions before falling in love with a flower-fairy prince just her size.
 "Thumbelina" is chiefly Andersen's invention, though he did take inspiration from tales of miniature people such as "Tom Thumb". "Thumbelina" was published as one of a series of seven fairy tales in 1835 which were not well received by the Danish critics who disliked their informal style and their lack of morals. One critic, however, applauded "Thumbelina". The earliest English translation of "Thumbelina" is dated 1846. The tale has been adapted to various media including song and animated film.

Saran singkat Thumbelina dalam membina hubungan :
♣ Engkau tidak dapat memaksa seseorang untuk mencintaimu dengan memberi persyaratan.

♣ Mengakhiri suatu hubungan, walaupun hubungan jelek sekalipun, dapat terasa seperti sedang terombang-ambing arus sungai yang deras di atas bunga bakung-----seakan-akan seluruh hidupmu mulai tidak dapat lagi dikendalikan. Cobalah menikmati perjalanan di atas bunga bakung itu. Kau pasti akan menemukan daratan lagi.

♣ Jika seseorang tidak tulus mencintaimu (cinta karena senyum manis atau karena pekerjaan bagus yang kau miliki), cintanya tidak akan langgeng karena dia tidak mencintaimu apa adanya. cinta seperti itu tidak usah dianggap serius. Cinta seperti itu tidak mendalam. Jodoh tidak akan kemana-mana.

♣ Biasakanlah untuk tetap berbahagia.

♣ Jujur dengan diri sendiri dan apa yang kau rasakan walaupun perasaanmu itu tampaknya "salah" atau tidak benar.

♣ Ada pria yang seperti burung layang-layag dalam dongeng ini. Mereka menjadi penghubung yang mengantarkan kita kepada jodoh kita. Selama hubungan yang kau jalani berdasarkan perhatian yang tulus dan rasa saling sayang, hubungan tersebut akan berjalan dengan sukses-----walaupun tidak langgeng.

♣ Jangan menjalin hubungan karena merasa bersalah atau merasa wajib. Jika engkau tidak bahagia, pasanganmu juga akan merasa demikian.

♣ Sabarlah menanti orang yang tepat untukmu----bukan untuk teman-teman atau keluargamu tapi untuk dirimu sendiri. Walaupun engkau merasa sudah berkencan dengan semua pria (dan tikus mondok) yang ada di kota, pria yang tepat untukmu pasti ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar